Gunung Lawu, bagi sebagian orang mungkin cuma sekedar tempat hiking dengan pemandangan keren. Tapi buat yang udah pernah naik lewat jalur Candi Cetho, pasti ngerti kenapa banyak yang bilang gunung ini bukan tempat biasa. Lawu itu sakral. Ada banyak cerita aneh, kejadian ganjil, sampai penampakan yang bikin merinding.
Ini cerita dari Rizal, seorang mahasiswa yang hobi naik gunung. Pendakian yang awalnya cuma buat cari udara segar, malah berubah jadi pengalaman yang nggak akan dia lupa seumur hidup.
Awal Perjalanan Mendaki Gunung Lawu, Disambut Anjing Misterius
Rizal naik bareng tiga temannya lewat jalur Candi Cetho. Jalur ini memang dikenal mistis. Bahkan sejak awal, mereka udah ditemani seekor anjing kampung. Biasa sih kelihatannya, tapi anjing ini ngikut terus dari bawah sampai ke atas. Anehnya, tiap mereka berhenti, si anjing juga berhenti. Tiap mereka jalan, anjingnya ikut.
"Gue sempat mikir, ini anjing siapa sih? Kok tahu arah jalur pendakian?" kata Rizal. Tapi karena nggak ngganggu, mereka biarin aja.
Sosok Pria Berbaju Putih yang Muncul Terus
Saat mulai masuk Pos 2, Rizal ngelihat sosok pria tua pakai baju putih duduk di pinggir jalur. Nggak cuma sekali, setiap mereka jalan beberapa meter, sosok itu muncul lagi di depan mereka.
"Temen-temen gue nggak lihat apa-apa, cuma gue doang. Muka dia nggak kelihatan, tapi auranya tuh dingin banget," cerita Rizal.
Dia diam aja, nggak cerita ke temen-temennya waktu itu karena takut bikin suasana jadi horor. Tapi rasa nggak enaknya makin kuat.
Pasar Setan di Tengah Gunung
Mereka terus naik sampai ke Pos 5 dan 6. Malam itu, mereka tidur di tenda. Tapi salah satu temen cewek Rizal kebangun dan panik. Katanya ada suara anak kecil yang bisik-bisik di telinganya. Padahal yang lain pada tidur. Dia juga bilang kakinya kayak ditarik-tarik.
Keesokan harinya, pas lagi jalan lagi, temen cowok mereka tiba-tiba jalan ke arah kiri, keluar jalur.
"Ada suara rame kayak orang pasar. Gue denger suara orang ngobrol, musik gamelan, kayak lagi ada hajatan," katanya. Untungnya temen-temen lain cepat sadar dan tarik dia balik ke jalur.
Mereka baru sadar, itu adalah area yang dikenal sebagai Pasar Setan. Katanya, kalau kamu mendengar suara-suara rame di sana, jangan ditanggapi. Biasa jadi itu cuma ilusi dari dunia lain.
Mimpi Aneh di Puncak
Setelah sampai puncak Hargo Dumilah, mereka istirahat dan tidur. Tapi Rizal malah dapet mimpi yang aneh banget.
"Gue ngerasa kayak keluar dari tubuh sendiri. Di mimpi itu, gue lihat dua sosok perempuan pakai baju adat Jawa, duduk di bawah pohon. Yang satu nyisir rambut anaknya sambil liatin gue," kata Rizal.
Rizal juga ngelihat banyak orang zaman dulu jalan bareng ke arah Pasar Dieng, semacam barisan prosesi. Dia ikut mereka sampai tiba-tiba ada suara berat manggil namanya, "Rizal... Rizal..." Dan dia kebangun. Tapi suara itu masih ada. Ternyata suara gonggongan anjing, yang ternyata anjing yang sama yang dari awal ngikutin mereka.
Turun Gunung, Ketemu Sosok Tanpa Kaki
Pas turun, mereka pikir semuanya udah selesai. Tapi ternyata belum. Rizal sempat misah sebentar buat buang air kecil. Di situ, dia lihat sosok putih berdiri di balik pohon.
"Gue senterin... dia ngelipir pelan. Pas gue fokusin, gue lihat dia nggak punya kaki. Gue langsung kabur," katanya.
Saat udah nyampe di bawah, tepatnya di sekitar Candi Kethek, suara gamelan kedengaran lagi. Padahal nggak ada apa-apa di situ. Dan semua suara itu cuma Rizal yang denger. Yang lain nggak.
Lawu Bukan Cuma Gunung Biasa
Buat Rizal, pendakian ke Gunung Lawu bukan cuma soal nyari sunrise atau pemandangan bagus. Tapi lebih ke perjalanan batin. Banyak hal yang dia rasain tapi nggak bisa dijelasin.
"Gue jadi lebih percaya kalau di gunung itu kita harus sopan. Jangan sombong, jangan asal ngomong, apalagi kalau udah masuk wilayah sakral," katanya.
Lawu, Antara Dunia Nyata dan Tak Terlihat
Gunung Lawu memang punya pesona luar biasa, tapi juga menyimpan banyak misteri. Banyak orang percaya, batas antara dunia nyata dan dunia tak kasat mata di sini tipis banget. Kadang kamu bisa merasakan kehadiran mereka, kadang mereka cuma lewat begitu saja, nggak ganggu asal kita sopan.
Menurut Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Candi Cetho dipercaya sebagai salah satu tempat pemujaan spiritual yang sangat sakral sejak masa Majapahit. Bahkan, antropolog budaya Jawa, Dr. Heru Santosa, dalam wawancara bersama Kompas (2020) pernah menyampaikan:
"Gunung Lawu itu tempat dengan energi spiritual yang kuat. Banyak yang percaya, di sinilah tempat moksanya Prabu Brawijaya V. Makanya, siapa pun yang mendaki harus jaga sikap dan ucapan."
Tips Buat Kamu yang Mau Mendaki Lawu
- Jangan Mendaki Sendirian, usahakan rame-rame, minimal 3 orang.
- Hormati Tempat Sakral kayak Candi Cetho, jangan sembarangan foto atau ngomong aneh-aneh.
- Jaga Ucapan dan Sikap, hindari makian atau candaan yang meremehkan.
- Jangan Ikuti Suara Aneh, apalagi kalau kamu ngerasa diajak ke arah yang beda dari jalur.
- Bawa Air dan Makanan Cukup, karena udara dingin dan tenaga cepat habis.
- Percaya Intuisi kalau ngerasa nggak enak, lebih baik berhenti atau turun.
Dan yang jelas, Lawu menjadi tempat buat belajar menghormati alam dan yang tak terlihat. Karena di balik hijaunya pepohonan dan dinginnya kabut, ada cerita-cerita lama yang masih hidup sampai sekarang.
Posting Komentar