Kalau kamu lihat bentuk bangunan unik dengan atap menyerupai layar kapal atau kerang putih besar, kamu pasti langsung tahu: itu Sydney Opera House. Bangunan ikonik Australia ini udah jadi simbol kota Sydney dan dikenal di seluruh dunia. Tapi, tahukah kamu, tempat megah ini dulunya adalah tanah sakral milik suku Aborigin Eora?
Tanah Suci Jadi Rumah Opera
Sebelum jadi pusat seni pertunjukan, lokasi bernama Bennelong Point ini adalah tempat suci untuk ritual dan pertemuan adat masyarakat Eora. Ketika pemerintah memutuskan membangun gedung opera besar di sini, banyak pihak yang menganggap proyek ini tidak mendapatkan restu spiritual. Gimana nggak, tanah yang dianggap sakral itu langsung diubah jadi proyek modern tanpa izin adat.
Sebelumnya, Bennelong Point juga pernah jadi benteng militer dan tempat penyimpanan batubara oleh kolonial Inggris di awal 1800-an. Lalu di tahun 1955, New South Wales membuka sayembara desain gedung opera yang bakal mengubah wajah Sydney untuk selamanya.
Kisah Jørn Utzon, Arsitek Jenius tapi Disingkirkan
Dari 233 desain dari 32 negara, muncul satu desain yang kontroversial dari arsitek muda Denmark, Jørn Utzon. Desainnya dianggap terlalu futuristik dan bahkan ditolak 3 juri. Untungnya, satu juri terakhir yang datang terlambat justru bilang, "Ini desain yang harus menang." Dan bener aja, Utzon menang.
Gedung Sydney Opera House mulai dibangun tahun 1957, tapi perjalanan pembangunannya penuh drama. Atapnya yang terkenal itu ternyata sulit banget dibangun. Anggaran awal yang cuma 7 juta dolar Australia, membengkak jadi lebih dari 102 juta dolar!
Karena desainnya terlalu kompleks, tim proyek mulai meragukan Utzon. Tekanan politik dan media bikin dia mengundurkan diri tahun 1966, padahal interior belum selesai. Setelah itu, tim lokal melanjutkan konstruksi dan banyak elemen desain aslinya diubah. Tragisnya, Utzon nggak pernah datang ke Australia lagi, bahkan saat gedung ini diresmikan tahun 1973.
Tapi keadilan akhirnya datang. Di tahun 2003, Utzon dianugerahi Pritzker Prize dan namanya kembali dimasukkan dalam sejarah resmi pembangunan Opera House.
Fenomena Supranatural di Opera House
Di balik kemegahannya, ternyata banyak kisah mistis Sydney Opera House yang bikin merinding. Beberapa staf dan seniman melaporkan kejadian aneh, seperti:
Bayangan Hitam di Panggung
Suara Nyanyian Tanpa Penyanyi
Kutukan Tanah Leluhur
Penampakan Pria Berhelm Tua
Saat gedung kosong, teknisi sering melihat sosok gelap di pinggir panggung. Kadang terasa seperti ada yang ngintip atau jalan bolak-balik.
Di malam hari, muncul suara perempuan menyanyikan lagu klasik dari abad ke-19, padahal ruangan terkunci dan kosong. Konon itu suara penyanyi yang meninggal sebelum sempat tampil, dan arwahnya masih menunggu giliran.
Beberapa orang percaya pembangunan di atas tanah sakral tanpa ritual adat menyebabkan gangguan spiritual. Ada yang menyebut roh leluhur terganggu dan masih berdiam di area gedung.
Dekat Sydney Harbour Bridge, staf malam sering melihat sosok pria pakai seragam kerja era lama berdiri diam di tangga darurat.
Dari Simbol Seni ke Simbol Sejarah
Sydney Opera House bukan cuma pusat seni, tapi juga saksi sejarah kolonialisme, konflik budaya, dan bahkan kisah spiritual masyarakat Aborigin. Keindahannya menyimpan lapisan cerita: dari tanah leluhur yang dikorbankan, hingga arsitek jenius yang dibuang tapi akhirnya dihormati.
Dan mungkin… juga cerita-cerita dari dunia lain yang masih bergema di balik tembok putihnya.
Posting Komentar