MKcFF1HGV2DPvVbWNgdht7btX7dQr3BVPEQS9h6n

PESUGIHAN SILUMAN ULAR SENDANG GONDOARUM

Sendang Gondoarum ini dijaga oleh siluman ular. Jika pengalap berkah mampu lolos dari cobaan dan godaan siluman ular Ini, dia akan kaya raya. Namun karena beratnya ujian, sangat jarang yang pelaku ritual yang mampu. 

Sepintas, tak Ada yang istimewa dengan sendang Gondoarum ini, yang berada di Desa Plumbon, Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. Yang letaknya di tengah persawahan, dan hanya ternaungi rumah-rumah yang nyaris rusak, dengan rumput liar yang tumbuh di sana-sini.

Sendang Gondoarum ini dijaga oleh siluman ular. Jika pengalap berkah mampu lolos dari cobaan dan godaan siluman ular Ini, dia akan kaya raya. Namun karena beratnya ujian, sangat jarang yang pelaku ritual yang mampu. Sepintas, tak Ada yang istimewa dengan sendang Gondoarum ini, yang berada di Desa Plumbon, Karangsambung, Kebumen, Jawa letaknya di tengah persawahan, dan hanya ternaungi rumah-rumah yang nyaris rusak, dengan rumput liar yang tumbuh di sana-sini.

Sendang Gondoarum luasnya sekitar 4 meter persegi. Pada hari-hari tertentu, sendang ini sering mengeluarkan bau harum. Itulah kenapa, tempat angker ini disebut dengan Sendang Gondoarum. Bagi warga setempat, Sendang Gondoarum mungkin hanyalah sumber mata air biasa, yang tak pernah kering sepanjang masa. Namun bagi kalangan spiritual, Sendang Gondoarum merupakan tempat keramat. Konon, ritual pesugihan bisa dilakukan di sini

"Asal bisa menyediakan tumbal, pesugihan bisa didapat. Caranya, dengan memuja siluman ular berkepala lele, karena dia penjaga gaib Sendang Gondoarum ini," papar Mbah Joni (70), juru kunci Sendang Gondoarum ini.

Kata Mbah Joni, siluman penunggu gaib Sendang Gondoarum ini sangatlah jahat. Dia suka maujud menjadi wanita yang sangat cantik. Godaan yang akan didapat jika melakukan ritual pesugihan di sini juga sangat berat. Namun jika berhasil melewatinya, maka bisa menjadi kaya dalam sekejap. Saking beratnya cobaan yang dihadapi, ujar Mbah Joni, selama dia menjadi juru kunci Sendang Gondoarum ini sejak puluhan tahun silam, jarang yang berhasil menyelesaikan ritual pesugihan di Sendang Gondoarum ini.

Mbah Joni tak melarang siapa saja yang berniat meminta pesugihan di sendang ini. Sebagai juru kunci, dia hanya 'membukakan pintu saja', karena itu memang tugasnya. Soal resikonya, menjadi tanggungjawab masing-masing. Namun begitu, Mbah Joni berusaha untuk selalu mengingatkan para pencari pesugihan, agar jangan menempuh jalur sesat ini. Karena, siapa yang menganut pesugihan ini, jika kelak dia mati, maka rohnya tidak akan diterima langit dan bumi, dan dia gantian akan dijadikan budak, membantu siluman yang telah memberinya pesugihan.

"Yang pasti, godaannya sangat berat. Dan jarang yang bisa melewatinya. Jadi sebelum kontrak pesugihan itu 'ditandatangani', umumnya sudah gagal terlebih dahulu karena ngacir ketakutan," cerita Mbah Joni lagi.

Karena jarang yang berhasil, meski banyak yang mencoba peruntungan di tempat keramat ini, lama kelamaan memaksa Mbah Joni selaku juru kunci 'menutup' tempat ini. Dia takut, dengan adanya rumor pesugihan ini bisa mengakibatkan hal-hal yang tak diinginkan. Apalagi, daerah Plumbon kini menjadi Salah satu desa dengan nuansa agamis yang Kuat. Banyak masjid berdiri di tempat ini. 

Karena takut nantinya disalahgunakan, maka setelah tertutup bagi pengunjung yang mau mencari pesugihan, sendang ini dibiarkan apa adanya. Meksi begitu, diam-diam, ada saja yang datang untuk menjalani ritual sesat ini Mereka tidak secara terang-terangan kalau mau mencari pesugihan di Sendang Gondoarum ini. Dalihnya, hanya ritual biasa.

Namun Mbah Joni tak melarangnya. Karena tata cara ritualnya, setelah diantar Mbah Joni, pengalap berkah dipersilahkan menyampaikan sendiri apa yang menjadi tujuannya Anehnya, para pencari pesugihan ini kebanyakan dari luar-luar kota. Mbah Joni sendiri juga tak tahu, dari mana mereka tahu kalau Sendang Gondoarum ini bisa untuk lelaku pesugihan.

"Dari pengalaman pelaku pesugihan yang sudah sukses, mereka ini dapat kekayaannya dalam ujud emas," ujar Mbah Joni, pensiunan PNS ini melanjutkan.

Menurut Mbah Joni, uborampe atau sesajen untuk ritual pesugihan di Sendang Gondoarum ini juga tak terlalu sulit, di antaranya, kembang menyan, pisang ambon, pisang raja, jambe, wedang kopi pahit, teh pahit, wedang jembawuk, kelapa hijau, rokok sintren, serta sesajen lainnya yang dirahasiakan Mbah Joni. Selanjutnya, dengan diantar juru kunci, semua sesajen tadi dibawa ke Sendang Gondoarum, untuk, dipersembahkan pada si penunggunya. Ritual ini sendiri harus dilakukan pada malam Jum'at Kliwon. Barulah, setelah itu, si pencari pesugihan ini akan ditinggal sendiri di tempat itu.

Jelas Mbah Joni, saat ditinggal sendiri itulah, siluman ular tadi akan datang menemui, untuk selanjutnya mengadakan perjanjian gaib antara dia dengan pencari pesugihan itu. Jika ujian dan godaan sebagai bukti keseriusan bisa dilalui, siluman ular ini akan datang dengan maujud menjadi seorang putri cantik.

"Tak hanya tumbal. Jika pencari pesugihan itu laki-laki, dia juga harus melayani birahi siluman ular itu, yang datang pada waktu- waktu tertentu. Jadi harus disediakan kamar khusus, yang tak boleh dimasuki orang lain," ujar Mbah Joni.

Masih ingat dalam benak Mbah Joni, dulu ada seorang laki-laki dari Jawa Timur yang mencari pesugihan di tempat ini. Setelah semua persyaratan dipenuhi, kemudian orang tadi diantar Mbah Joni menuju Sendang Gondoarum, lantas ditinggal sendirian di tempat itu. Tak lama kemudian ada wangsit agar laki-laki tersebut memunguti benda apa saja yang ada di tempat itu.

Tak lama kemudian, tiba-tiba saja di tempat itu banyak sekali terdapat keong. Oleh karena itu, keong-keong tadi dimasukkan ke dalam wadah, dan dibawa pulang. Keajaibanpun terjadi. Sesampai di rumah, berdasarkan petunjuk gaib yang diterimanya, semua keong tadi berubah menjadi emas lantakan. Dia akhirnya menjadi kaya raya hingga sekarang.

"Orang tersebut sudah gelap mata, Hutangnya banyak dan bangkrut. Dan yang dijadikan tumbalnya salah satu anggota keluarganya," cerita Mbah Joni, ayah 8 anak ini. Salah satu kunci dari kesuksesan mencari pesugihan di Sendang Gondoarum ini, ujar jūru kunci, niat yang kuat. Niat atau tujuan ini juga harus selaras, dan mendapat dukungan dari keluarga, baik suami atau istri.

Sendang Gondoarum memang dikenal sebagai tempat keramat untuk mencari pesugihan. Hal itu sangat bertolak belakang dengan fungsi awal dari sendang ini sendiri. Konon ceritanya, sendang Gondoarum ini dibuat oleh Danang Sutowijoyo, Raja Mataram Islam pertama yang bergelar Panembahan Senopati itu.

Cerita suami Parinah ini, kisah ini terjadi ratusan tahun silam, itu terjadi, ketika Danang Sutowijoyo sedang lelaku, dalam rangka mencari wahyu keprabon, sebelum dia menjadi raja Mataram Islam. Dari cerita tutur yang disampaikan secara turun temurun, bahwa selama lelaku untuk mendapatkan wahyu keprabon itu, Sutowijoyo berganti nama menjadi Selomanik. Suatu ketika, perjalanan Sutowijoyo ini sampai daerah Plumbon, yang saat itu masih berupa hutan belantara dan pegunungan tandus

Tiba-tiba saja, Sutowijoyo merasa haus Dicarinya air untuk menghilangkan rasa hausnya itu, namun tak kunjung keternu juga. Akhirnya, Sutowijoyo mencabut pusakanya berupa sebilah keris, lantas menancapkannya ke tanah.

"Ajaibnya, begitu keris dicabut, dari bekas tusukannya itu keluar air terus menerus tanpa henti, hingga akhirnya terbentuk sebuah sendang." cerita Mbah Joni.

Sutowijoyo pun lantas menetap untuk beberapa lama di Plumbon ini Selanjutnya, Sutowijoyo ini melanjutkan perjalanannya pulang ke Mataram. Dan tak lama kemudian, beliau menjadi Raja Mataram islam pertama, menggantikan ayahnya, Ki Pemanahan. Dan tempat dimana Sutowijoyo ini berdiam selama di Plumbon ini, akhirnya dikenal dengan sebutan makam Kyai Gusti Selomanik hingga sekarang ini.

Ada sebuah wasiat dari Sutowijoyo sebelum meninggalkan tempat ini, bahwa siapa saja yang mengalami kesulitan hidup, bisa datang ke tempat ini, maka dia akan membantunya Dan seiring perjalanan waktu, banyak orang yang datang untuk ngalap berkah, baik di petilasannya maupun di sendang Gondoarum tadi. Meski hanya sebuah petilasan, makam Kyai Gusti Selomanik ini tetap dianggap sebagai pepundhen warga setempat, dan tak pernah

ini akan datang dengan maujud menjadi seorang putri cantik.

"Tak hanya tumbal. Jika pencari pesugihan itu laki-laki, dia juga harus melayani birahi siluman ular itu, yang datang pada waktu- waktu tertentu. Jadi harus disediakan kamar khusus, yang tak boleh dimasuki orang lain," ujar Mbah Joni.

Masih ingat dalam benak Mbah Joni, dulu ada seorang laki-laki dari Jawa Timur yang mencari pesugihan di tempat ini. Setelah semua persyaratan dipenuhi, kemudian orang tadi diantar Mbah Joni menuju Sendang Gondoarum, lantas ditinggal sendirian di tempat itu. Tak lama kemudian ada wangsit agar laki-laki tersebut memunguti benda apa saja yang ada di tempat itu

Tak lama kemudian, tiba-tiba saja di tempat itu banyak sekali terdapat keong. Oleh karena itu, keong-keong tadi dimasukkan ke dalam wadah, dan dibawa pulang. Keajaibanpun terjadi. Sesampai di rumah, berdasarkan petunjuk gaib yang diterimanya, semua keong tadi berubah menjadi emas lantakan. Dia akhirnya menjadi kaya raya hingga sekarang.

"Orang tersebut sudah gelap mata, Hutangnya banyak dan bangkrut. Dan yang dijadikan tumbalnya salah satu anggota keluarganya," cerita Mbah Joni, ayah 8 anak ini. Salah satu kunci dari kesuksesan mencari pesugihan di Sendang Gondoarum ini, ujar jūru kunci, niat yang kuat. Niat atau tujuan ini juga harus selaras, dan mendapat dukungan dari keluarga, baik suami atau istri.

Sendang Gondoarum memang dikenal sebagai tempat keramat untuk mencari pesugihan. Hal itu sangat bertolak belakang dengan fungsi awal dari sendang ini sendiri. Konon ceritanya, sendang Gondoarum ini dibuat oleh Danang Sutowijoyo, Raja Mataram Islam pertama yang bergelar Panembahan Senopati itu.

Cerita suami Parinah ini, kisah ini terjadi ratusan tahun silam, itu terjadi, ketika Danang Sutowijoyo sedang lelaku, dalam rangka mencari wahyu keprabon, sebelum dia menjadi raja Mataram Islam. Dari cerita tutur yang disampaikan secara turun temurun, bahwa selama lelaku untuk mendapatkan wahyu keprabon itu, Sutowijoyo berganti nama menjadi Selomanik. Suatu ketika, perjalanan Sutowijoyo ini sampai daerah Plumbon, yang saat itu masih berupa hutan belantara dan pegunungan tandus.

Tiba-tiba saja, Sutowijoyo merasa haus Dicarinya air untuk menghilangkan rasa hausnya itu, namun tak kunjung keternu juga. Akhirnya, Sutowijoyo mencabut pusakanya berupa sebilah keris, lantas menancapkannya ke tanah.

"Ajaibnya, begitu keris dicabut, dari bekas tusukannya itu keluar air terus menerus tanpa henti, hingga akhirnya terbentuk sebuah sendang." cerita Mbah Joni.

Sendang Gondoarum ini dijaga oleh siluman ular. Jika pengalap berkah mampu lolos dari cobaan dan godaan siluman ular Ini, dia akan kaya raya. Namun karena beratnya ujian, sangat jarang yang pelaku ritual yang mampu. Sepintas, tak Ada yang istimewa dengan sendang Gondoarum ini, yang berada di Desa Plumbon, Karangsambung, Kebumen, Jawa letaknya di tengah persawahan, dan hanya ternaungi rumah-rumah yang nyaris rusak, dengan rumput liar yang tumbuh di sana-sini.

Sutowijoyo pun lantas menetap untuk beberapa lama di Plumbon ini Selanjutnya, Sutowijoyo ini melanjutkan perjalanannya pulang ke Mataram. Dan tak lama kemudian, beliau menjadi Raja Mataram islam pertama, menggantikan ayahnya, Ki Pemanahan. Dan tempat dimana Sutowijoyo ini berdiam selama di Plumbon ini, akhirnya dikenal dengan sebutan makam Kyai Gusti Selomanik hingga sekarang ini.

Ada sebuah wasiat dari Sutowijoyo sebelum meninggalkan tempat ini, bahwa siapa saja yang mengalami kesulitan hidup, bisa datang ke tempat ini, maka dia akan membantunya Dan seiring perjalanan waktu, banyak orang yang datang untuk ngalap berkah, baik di petilasannya maupun di sendang Gondoarum tadi. Meski hanya sebuah petilasan, makam Kyai Gusti Selomanik ini tetap dianggap sebagai pepundhen warga setempat, dan tak pernah sepi dari peziarah dan pengalap berkah.

"Karena yang berwasiat itu bukan orang sembarangan, hingga kini ternyata memang banyak orang yang datang untuk ngalap berkah di sini," ujar kakek ini.

Dalam perkembangannya, sepeninggal Sutowijoyo ini, sendang buatannya itu selalu mengeluarkan bau harum pada hari-hari tertentu, hingga akhirnya dikenal dengan sebutan Sendang Gondoarum sampal saat ini. Konon, berubahnya fungsi Sendang Gondoarum ini hingga bisa menjadi tempat untuk mencari pesugihan, karena sebelum kepergiannya, dengan kesaktiannya Sutowijoyo meminta siluman ular agar menjaga sendang peninggalannya itu.

Sutowijoyo, atau Kyai Gusti Selomanik juga berwasiat, agar siluman ular sebagai penunggu Sendang Gondoarum supaya membantu siapa saja yang datang ke sendang tersebut, apapun keperluannya. Dan dalam perkembangannya pula, banyak yang menyalahgunakannya, datang ke Sendang Gondoarum ini untuk meminta pesugihan. Karena sudah mendapat perintah, siluman ular ini juga tak bisa menolaknya.

"Apapun istilahnya, yang namanya mencari pesugihan itu termasuk tindakan yang sesat. Saya sendiri pasti akan melarang siapa saja yang akan mencari pesugihan di tempat ini. Tapi jika terus memaksa, ya apa boleh buat. Tapi resiko tanggung sendiri," ujar Mbah Joni.

Jika untuk tujuan baik, menurut Mbah Joni, pastilah pengalap berkah akan menuju makam Kyai Gusti Selomanik. Namun jika mempunyai tujuan yang tak baik, semisal minta pesugihan tadi, tentu yang dituju Sendang Gondoarum tadi. Apapun tujuannya, sebagai juru kunci, Mbah Joni harus selalu siap mengantar para pengalap berkah setiap saat.

Ada salah satu hal yang tak boleh dilewatkan bagi para pengalap berkah di makam Kyai Gusti Selomanik ini. Yakni, tentang adanya sebuah pohon nogosari tak jauh dari makam. Ada mitos, bagi siapa saja yang kepengin hajat atau pinuwunannya cepat terkabul, disarankan untuk meminta salah satu bagian dari pohon nogosari ini, baik itu batang, daun, atau bagian lainnya sesuai keinginan. Mbah Joni sendiri tak tahu, sejak kapan mitos adanya pohon nogosari yang bisa membantu melancarkan keinginan para pengalap berkah ini mulai muncul. Sejak dirinya menjadi kuncen 38 tahun silam, mitos ini sudah ada.

"Bahkan ada salah seorang pejabat sampai minta pohon nogosari ini sampai ke akar-akarnya. Meski begitu, saya selalu mengingatkan, kalau semuanya itu yang menentukan terkabul tidaknya setiap pinuwunan adalah Yang di Atas. Kita wajib berusaha Ngalap berkah di tempat ini hanya lantaran saja," pungkas Mbah Joni bijak.