MKcFF1HGV2DPvVbWNgdht7btX7dQr3BVPEQS9h6n

Kabinet Hantu Jawa Kuno Dari Bathari Durga hingga Pasukan Gaib

Ilustrasi realistis kerajaan hantu Jawa Kuno yang dipimpin oleh Bathari Durga, lengkap dengan pasukan makhluk gaib dan suasana mistis

Kalau kamu pikir cuma pemerintahan Indonesia yang punya kabinet, ternyata para hantu Jawa Kuno juga punya struktur pemerintahan sendiri, lengkap dengan presiden, menteri, dan pasukan khusus. Serius! Ini bukan lelucon. Dalam kisah-kisah sastra kuno Jawa, seperti Kidung Sudamala dan Serat Calon Arang, para makhluk halus ini digambarkan memiliki organisasi yang cukup rapi bahkan lebih teratur daripada sebagian acara rapat di luar negeri!

Bathari Durga Sang Penguasa Alam Gaib Jawa Kuno

Di puncak kekuasaan dunia hantu Jawa Kuno, berdirilah Bathari Durga. Beliau adalah permaisuri dari Bathara Girinatha yang kemudian dikutuk menjadi raksesi alias raksasa perempuan. Durga bukan hantu sembarangan dia adalah simbol kekuatan, kegelapan, sekaligus kemarahan yang tak terkendali.

Durga menjadi pusat segala aktivitas dunia gaib. Dalam Kidung Sudamala, disebutkan bahwa ia dibantu oleh Kalika, sosok yang bisa dibilang semacam Menteri Koordinator Urusan Gaib. Kalika adalah tangan kanan Durga yang setia, berbahaya, dan punya tugas untuk membawahi seluruh pasukan hantu di bawah komando sang Ratu Alam Halus.

Ragam Hantu dalam Mitologi Jawa Tak Hanya Menyeramkan

Kalau kamu pikir hantu cuma berwujud manusia menyeramkan dengan rambut panjang dan baju putih, tunggu dulu. Dalam Kakawin Sena, hantu Jawa Kuno punya berbagai bentuk yang bisa bikin kamu terheran-heran sekaligus merinding.

Ada hantu yang benar-benar 100 persen hantu, sudah diceritakan juga dalam berbagai literatur kuno lainnya dan di artikel makhluk mitologi Jawa. Tapi ada juga yang berbentuk binatang seperti harimau dan burung. Bahkan, ada yang berwujud benda mati seperti:

  • Karanjang (bakul anyaman)
  • Limas (selendang)
  • Talenan (alas memotong)
  • Dupa (batang wangi pembakar)

Yang paling mengejutkan, ada manusia yang tergabung dalam pasukan hantu, seperti Calon Arang dan para muridnya. Mereka ini pemuja setia Bathari Durga, dan disebut ikut menyerang Sena dalam Kakawin Sena.

Kekuatan Hantu Jawa Kuno Dari Penyebar Penyakit Hingga Pemicu Kegilaan

Dahulu, masyarakat Jawa percaya bahwa hantu bukan cuma bikin merinding, tapi juga bisa membawa malapetaka nyata. Dalam Serat Calon Arang, mereka dianggap sebagai penyebar penyakit dan wabah. Sementara Kidung Sudamala menyebutkan bahwa hantu bahkan bisa membuat seseorang kehilangan akal.

Contohnya, Kalika pernah merasuki Dewi Kunti hingga sang dewi tertawa tak karuan dan bertindak di luar nalar. Namun yang menarik, Kalika sempat ragu untuk merasuki Kunti karena sang dewi dikenal taat beribadah dan tekun dalam kebajikan. Ini menunjukkan bahwa, menurut kepercayaan kuno, orang yang punya iman kuat cenderung lebih terlindungi dari gangguan gaib.

Dari Yoga Hingga Kutukan, Asal Usul Hantu Jawa

Dari mana datangnya hantu-hantu ini? Dalam Serat Nawaruci, disebutkan bahwa beberapa hantu lahir dari hasil yoga Bathara Guru bersama Dewi Uma. Unik, bukan? Jadi, sejak awal mereka memang diciptakan sebagai makhluk halus.

Tapi ada juga yang dulunya bidadari, kemudian dikutuk. Nah, dalam Kidung Sudamala, setelah Sadewa melakukan ritual penyembuhan, Bathari Durga kembali ke wujud aslinya yang cantik, dan seluruh pasukan hantunya pun ikut berubah kembali menjadi bidadari. Bahkan, istana kegelapan mereka pun berubah jadi taman yang indah.

Fungsi Hantu dalam Budaya Jawa Kuno Simbol Ketakutan dan Kekuasaan

Ilustrasi raja Jawa kuno membaca prasasti dengan latar belakang roh atau hantu sebagai simbol kekuasaan dan kutukan dalam budaya Jawa kuno

Satu hal penting, mengapa hantu begitu penting dalam budaya Jawa Kuno?

Arkeolog Hariani Santiko menyebutkan bahwa dalam prasasti kuno, sapatha atau kutukan sering menyebut roh-roh dan hantu sebagai pelaksana hukuman bagi siapa pun yang melanggar perintah raja. Dengan kata lain, kehadiran hantu bukan hanya untuk menakut-nakuti, tapi juga untuk melegitimasi kekuasaan raja.

Lalu, seiring waktu dan pengaruh Hindu-Buddha memudar, fungsi hantu pun bergeser. Mereka dijadikan personifikasi dari mala atau kekotoran batin, dosa, dan kemalangan. Saat ada bencana, penyakit, atau kegagalan panen, masyarakat menganggap ada ketidakseimbangan kosmos dan para hantu harus dibersihkan atau bahkan dicerahkan.

Kosmos adalah susunan dunia secara keseluruhan seperti dunia atas (tempat para dewa), dunia tengah (alam manusia), dan dunia bawah (alam roh atau hantu).

Dari Hantu ke Jin Evolusi Mistis di Era Pasca-Majapahit

Setelah Majapahit runtuh dan masuknya pengaruh Islam, konsep jin mulai menggantikan posisi hantu dalam kepercayaan masyarakat. Jin ini lantas mengisi celah imajinasi masyarakat. Fenomena yang sulit dijelaskan seperti kisah legenda pembangunan Candi Prambanan dalam semalam disandarkan pada kekuatan jin. Tapi menariknya, beberapa hantu Jawa Kuno tetap hidup dalam budaya populer.

Contoh yang masih sering muncul? Bathari Durga! Di pertunjukan wayang setanan, beliau masih menjadi pemimpin di kerajaan Setra Gandamayit. Namun Kalika, mantan tangan kanan Durga didepak dan diganti oleh sosok baru bernama Jaramaya-Jurungmaya.

Sementara itu, muncul pula jenis-jenis hantu baru seperti pocong, kuntilanak, dan jelangkung makhluk-makhluk yang tidak dikenal oleh masyarakat Jawa Kuno. Ini membuktikan bahwa hantu adalah produk budaya, yang berubah mengikuti zaman.

Ketakutan Itu Wajar, Tapi Bisa Jadi Kekuatan

Di zaman serba digital seperti sekarang, ketakutan terhadap hantu mungkin sudah kalah oleh rasa takut terhadap virus, perang, bencana alam, atau berita hoaks. Namun, pada dasarnya rasa takut adalah bagian alami dari manusia.

Para leluhur kita mengekspresikan ketakutannya lewat cerita tentang hantu. Kita bisa belajar dari mereka, bahwa ketakutan tak harus selalu dihindari. Ia bisa dijadikan bahan refleksi dan bahkan sumber kekuatan, seperti saat Bathari Durga dan para hantunya berubah kembali menjadi bidadari setelah mendapatkan pencerahan.

Jadi, apakah kamu masih takut pada hantu?

Tak masalah. Takut itu manusiawi. Tapi jangan biarkan rasa takut membelenggu hidup kamu. Karena di balik setiap ketakutan, selalu ada peluang untuk berubah... jadi lebih kuat.

Referensi: ASISI Channel, Sejarah Hantu Nusantara di Tanah Jawa, YouTube. Link video

Posting Komentar