MKcFF1HGV2DPvVbWNgdht7btX7dQr3BVPEQS9h6n

Pulau Kawe Raja Ampat, Surga Karang yang Kini Terancam Tambang Nikel!

Pemandangan Pulau Kawe di Raja Ampat yang terancam aktivitas tambang nikel dari udara

Kalau bukan karena suara-suara warga Papua yang mulai berani bersuara, mungkin kita enggak akan tahu bahwa Raja Ampat–surga dunia di Timur Indonesia–sedang pelan-pelan dikeruk untuk kepentingan tambang. Serius. Tempat yang biasanya kita banggakan di depan turis asing, yang jadi wajah depan brosur pariwisata Indonesia, ternyata sekarang mulai dilirik untuk ditambang, khususnya nikel.

Dan yang bikin geleng-geleng kepala, ini bukan tambang ilegal. Ini legal. Ada surat izinnya. Bukan cuma dari tingkat lokal, tapi level bupati, gubernur, bahkan kementerian pun ikut tanda tangan. Kita yang rakyat biasa cuma bisa nanya “Kok bisa?“

Apa yang Bisa Kita Banggakan dari Indonesia?

Kalau lagi ngobrol sama turis di luar negeri, apa sih yang paling sering dibanggain? Pasti dua hal ini, makanan dan alamnya. Rendang, nasi goreng, sambal matah. Terus kalau soal alam? Ya jelas Raja Ampat masuk daftar teratas. Tapi coba pikir lagi. Kalau alamnya mulai rusak karena tambang, terus kita mau banggain apa lagi? Fasilitas umum? Jalanan? Hmmm...

Kekayaan alam mereka luar biasa, tapi manfaatnya? Lebih banyak dinikmati di Barat. Sumber daya dari Timur dikirim ke kota-kota besar di Barat, untuk pembangunan disana. Sedangkan Papua? Ditinggal lubangnya.

Raja Ampat Surga yang Perlahan Terluka

Kalau kamu pernah lihat uang pecahan Rp100.000, di situ ada gambar gugusan karst indah di Raja Ampat tepatnya Pianemo. Pemandangan itu bukan ilustrasi. Itu nyata. Tapi sekarang coba bayangkan hanya 46 kilometer dari situ, di Pulau Gag, sudah ada konservasi penyu yang posisinya rawan karena aktivitas pertambangan di sekitar.

Lebih parah lagi, sekitar 24 km dari Wayag–ikon Raja Ampat yang penuh bukit karst cantik di tengah laut–ada tambang nikel yang mulai menggeliat di Pulau Kawe.

Temukan surga tersembunyi dan legenda yang menyelimuti Raja Ampat.

Pulau Kawe Surganya Terumbu Karang, Tapi Sudah Dijatah Tambang?

Pulau Kawe adalah satu dari 610 pulau di Kepulauan Raja Ampat. Mungkin namanya enggak setenar Wayag atau Misool, tapi perannya enggak kalah penting. Di perairannya, 75% jenis terumbu karang yang diketahui di dunia ditemukan di sini. Gila gak tuh? Ini bisa dibilang salah satu spot dengan biodiversitas laut terkaya di bumi.

Tapi apa yang terjadi sekarang? Hampir seluruh wilayah Pulau Kawe telah masuk dalam konsesi izin tambang nikel. Warna merah di peta menandai zona eksploitasi. Bukan cuma sepotong kecil pulau, tapi hampir seluruh daratannya. Artinya, kalau ini jalan terus, dalam beberapa tahun ke depan pulau ini bisa rusak parah, bahkan mungkin hilang dari peta wisata dunia.

Pulau Gag, Konservasi Penyu yang Terancam Tambang

Selain Kawe, Pulau Gag juga jadi sorotan. Dulu dikenal sebagai tempat konservasi penyu, terutama di kawasan pesisir Pulau Tutu Tuturuga. Tapi kenyataannya? Tambang yang katanya "jalan berdampingan dengan konservasi", justru membuka lahan besar-besaran yang mengganggu habitat satwa.

Ironisnya, perusahaan tambang di Pulau Gag beroperasi di bawah naungan PT Aneka Tambang (Antam)–BUMN kita sendiri. Ada kampung di sana, ada warga, ada kehidupan. Tapi yang diprioritaskan tetap saja industri tambang.

Siapa yang Punya Kuasa? Kita Enggak Lagi Bisa Bilang "Daerah"

Mulai tahun 2020, izin tambang semuanya diambil alih oleh pemerintah pusat lewat Kementerian ESDM. Artinya, daerah udah enggak punya wewenang untuk setop atau kontrol aktivitas tambang. Dan lucunya, tahun 2023 lalu, Menteri Investasi saat itu pak Bahlil Lahadalia bilang kalau Papua kaya akan nikel. Sekarang beliau jadi Menteri ESDM.

Pernyataan itu seperti kode keras kalau ekspansi tambang akan makin besar. Dan benar saja, Raja Ampat yang selama ini kita kira aman karena statusnya sebagai destinasi wisata, ternyata enggak sepenuhnya terlindungi.

Alam yang Lestari atau Nikel yang Dicari?

Tanpa investor, tambang enggak akan jalan sejauh ini. Dan selama masih ada suntikan dana dari lembaga keuangan, proyek-proyek semacam ini akan terus hidup. Karena itu, bukan cuma pemerintah yang harus ditekan, tapi juga para pendana proyek. Karena saat alam dirusak, yang rugi bukan cuma penduduk lokal, tapi kita semua.

Kita Harus Apa?

Gampang ngomong "selamatkan Raja Ampat", tapi kenyataannya lebih kompleks. Tapi satu hal yang bisa kita lakukan adalah terus bersuara. Jangan sampai tempat seindah ini cuma jadi cerita di masa depan.

Karena ketika pulau-pulau kecil seperti Pulau Kawe mulai ditambang, dampaknya enggak akan kecil. Laut rusak, terumbu karang mati, ekosistem hancur, dan pariwisata tenggelam. Lalu kita cuma bisa menyesal.

Posting Komentar